Kamis, 30 September 2010

Persaudaraan adalah Benteng Terakhir



5526bb-anton.jpgSebagai bagian dari bangsa ini, rakyat bikers tentunya sedih melihat situasi yang terjadi akhir-akhir ini. Ulang tahun ke-65 Republik Indonesia tak diisi dengan senyum bahagia dan cita-cita akan negeri yang gemah ripah loh jinawi.

Yang terasakan kebanyakan diisi dengan berbagai kekurangan. Terorisme merebak di berbagai tempat, isu sara dan saling gesek antarumat beragama terjadi. Harga kebutuhan pokok melambung, kecelakaan tranportasi sampai meledaknya tabung gas di dapur rakyat menjadi mimpi buruk yang masih saja menghantui.

Di lingkungan yang lebih spesifik, rakyat biker, keadaannya juga tidak terlalu mengenakkan. Tuduhan bahwa pengendara adalah biang kemacetan, tidak tahu aturan dan sederet predikat jelek lainnya.

Belum lagi hubungan antarbrothers, perang dingin antar klub saling ego sampai topik mengenai nasionalisme biker kerap diperbincangkan dan topiknya kadang memanas.

Perang argumen di dunia maya, lewat facebook, twitter dan lahan-lahan lain makin ramai, suka atau tidak bibit-bibit perpecahan permusuhan bisa saja bersemi subur menuju kehancuran bersama.

Mumpung momennya pas, HUT RI ke-65, ada baiknya kita merenungkan lagi makna persaudaraan yang bisa jadi ‘penolong’ keutuhan bangsa ini.

Bikers Brotherhood MC (BB), punya visi yang baik mengenai hal ini. Salah satu seniornya, Lucky Hendrawan atau akrab disapa kang Uchie, pernah mengutarakan hal ini di dalam internal BB ataupun sharing di ranah publik soal persaudaraan ini.

Soal hukum adat di BB dirasakan sebagai penguat anggota hingga menjadi patuh dan loyal. Bagi Kang Uchie, Hukum adat bukanlah peraturan tertulis. “Jadinya sebuah peraturan yang dibuat untuk dilanggar, seperti yang terjadi di republik ini. Kalau itu kenyataannya, tentunya omong kosong belaka.”

Menurutnya, tidak akan berarti jika peraturan itu cuma tertulis, bisa dihafalkan tanpa dipatuhi dan dipahami. Inti kekuatan Hukum Adat ini adalah dari ketulusan isi hati para brothernya. Ia harus bisa menjaga dan menjalin persaudaraan dan menganggap brother-nya itu bagian dari keluarganya sendiri.

Menurut kelompok ini, klub itu bisa besar bukan semata karena anggota bejibun dan harta yang melimpah. Melainkan rasa respek dan loyalitas anggotanya. ”Karena motor itu cuma hanya sebagai media,” tambah Budi Dalton, sang el presidente klub ini.

Selamat ulang tahun Indonesia, moga semakin jaya!

TIGA MUSTIKA PASUNDAN

Kang Uchie juga mengingatkan warisan leluhur tiga mustika dari tanah Padjadjaran, Silih Asih,Silih Asah dan Silih Asuh. “Untuk menjaga erat kelanggengan rasa persaudaraan, para brother itu harus selalu memupuk sifat Rasa, Rumasa, Tumarima yang sudah menjadi ciri sifat bangsa kita,” jelas mereka.

Menurut BB, dunia biker yang digeluti mereka adalah suatu negara dan hukum adat itu semacam UUD dan Pancasila sebagai ideologinya. “Nah, tiap manusia itu selalu mengejar Sex, Gold, Glory. Di dalam Bikers Brotherhood inilah kami menemukan Glory,”ujar Kang Uci. Dalam budaya Sunda, istilah persaudaraan ini menempati posisi yang diluhurkan. “Buruk-buruk papan jati, hade goreng dulur sorangan,” Bagaimanapun keadaannya baik-buruk, tua-muda, ikatan persaudaraan tidak dapat diputuskan begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar